Welcome to my BLOG

Sabtu, 15 Desember 2012

LOGARITMA

Sifat-sifat logaritma :
1. plog ( ab ) = plog a + plog b
2. alog an = n
3. plog (a/b) = plog a – plog b
4. plog 1 = 0
5. plog an = n . alog a
6. plog a . alog q = plog q
7. pnlog am = m/n plog a
8. plog p = 1
9. Pplog a = a
  1. Bila bilangan pokok suatu logaritma tidak diberikan, maka maksudnya logaritma tersebut berbilangan pokok = 10.
    [log 7 maksudnya 10log 7 ]
  2. lognx adalah cara penulisan untuk (logx)n Bedakan dengan log xn = n log x
Contoh soal :
Jika 3log 4 = p dan 2log 5 = q maka nilai untuk 3log 5 ?
2log 5 =
22log 52 =
2 . 4log 5 =
4log 5 =

q
q
q
1/2 q
3log 4 . 4log 5 = 3log 5
maka 3log 5 = 1/2 (pq)

LOGARITMA

Sifat-sifat logaritma :
1. plog ( ab ) = plog a + plog b
2. alog an = n
3. plog (a/b) = plog a – plog b
4. plog 1 = 0
5. plog an = n . alog a
6. plog a . alog q = plog q
7. pnlog am = m/n plog a
8. plog p = 1
9. Pplog a = a
  1. Bila bilangan pokok suatu logaritma tidak diberikan, maka maksudnya logaritma tersebut berbilangan pokok = 10.
    [log 7 maksudnya 10log 7 ]
  2. lognx adalah cara penulisan untuk (logx)n Bedakan dengan log xn = n log x
Contoh soal :
Jika 3log 4 = p dan 2log 5 = q maka nilai untuk 3log 5 ?
2log 5 =
22log 52 =
2 . 4log 5 =
4log 5 =

q
q
q
1/2 q
3log 4 . 4log 5 = 3log 5
maka 3log 5 = 1/2 (pq)

LOGARITMA

Sifat-sifat logaritma :
1. plog ( ab ) = plog a + plog b
2. alog an = n
3. plog (a/b) = plog a – plog b
4. plog 1 = 0
5. plog an = n . alog a
6. plog a . alog q = plog q
7. pnlog am = m/n plog a
8. plog p = 1
9. Pplog a = a
  1. Bila bilangan pokok suatu logaritma tidak diberikan, maka maksudnya logaritma tersebut berbilangan pokok = 10.
    [log 7 maksudnya 10log 7 ]
  2. lognx adalah cara penulisan untuk (logx)n Bedakan dengan log xn = n log x
Contoh soal :
Jika 3log 4 = p dan 2log 5 = q maka nilai untuk 3log 5 ?
2log 5 =
22log 52 =
2 . 4log 5 =
4log 5 =

q
q
q
1/2 q
3log 4 . 4log 5 = 3log 5
maka 3log 5 = 1/2 (pq)

STATISTIKA

 RUMUS STATISTIKA

1. Rumus Rataan Hitung (Mean)
Rata-rata hitung dihitung dengan cara membagi jumlah nilai data dengan banyaknya data. Rata-rata hitung bisa juga disebut mean.
a) Rumus Rataan Hitung dari Data Tunggal
b) Rumus Rataan Hitung Untuk Data yang Disajikan Dalam Distribusi Frekuensi

Dengan : fixi = frekuensi untuk nilai xi yang bersesuaian
xi = data ke-i
c) Rumus Rataan Hitung Gabungan
2. Rumus Modus
a. Data yang belum dikelompokkan
Modus dari data yang belum dikelompokkan adalah ukuran yang memiliki frekuensi tertinggi. Modus dilambangkan mo.
b. Data yang telah dikelompokkan
Rumus Modus dari data yang telah dikelompokkan dihitung dengan rumus:

Dengan : Mo = Modus
L = Tepi bawah kelas yang memiliki frekuensi tertinggi (kelas modus) i = Interval kelas
b1 = Frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval terdekat sebelumnya
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval terdekat sesudahnya
3. Rumus Median (Nilai Tengah)
a) Data yang belum dikelompokkan
Untuk mencari median, data harus dikelompokan terlebih dahulu dari yang terkecil sampai yang terbesar.
b) Data yang Dikelompokkan

Dengan : Qj = Kuartil ke-j
j = 1, 2, 3
i = Interval kelas
Lj = Tepi bawah kelas Qj
fk = Frekuensi kumulatif sebelum kelas Qj
f = Frekuensi kelas Qj
n = Banyak data
4. Rumus Jangkauan ( J )
Selisih antara nilai data terbesar dengan nilai data terkecil.
5. Rumus Simpangan Quartil (Qd)
6. Rumus Simpangan baku ( S )
7. Rumus Simpangan rata – rata (SR)
8. Rumus Ragam (R)
Contoh soal statistika
Tabel 1.1 dibawah ini:
Jawab :



Sabtu, 29 Oktober 2011

Cara Cepat Dan Mudah Belajar Matematika Berhitung Dengan Jari

Jurus 1 Jari Ajaib
Untuk perkalian 9 ( 1×9 sampai 10×9 )
1. Buka ke dua tangan anda, mulai dari jari kelingking kiri adalah 1 hingga jari kelingking kanan adalah 10.
2. Misalnya kita ingin menghitung 3×9; maka lipat jari nomor 3 dari kiri (jari tengah tangan kiri)
3. Jari no 3. Ini yang kita lipat, berfungsi sebagai pemisah antara puluhan dan satuan. Dari jari tangan yang kita peragakan tersebut artinya di sebelah kiri jari yang dilipat ada 2 jari, yang mewakili angka 20. Sedangkan di sebelah kanan jari yang dilipat ada tujuh jari, mewakili angka 7. Berarti 2 puluhan dan 7 satuan, sama dengan 27. Jadi 3×9 = 27
4. Cobalah dengan contoh lain misalnya 6×9 atau 9×9, ingat dihitungnya dari jari kelingking tangan kiri ya …
Jurus 2 Jari Ajaib
Untuk perkalian 5 ( 1×5 sampai 10×5 )
1. Buka ke dua tangan anda, mulai dari jari kelingking kiri adalah 1 hingga jari kelingking kanan adalah 10.
2. Buat irama atau lagu untuk anak. Katakan 5, 10, 15,20, 25, 30, 35, 40, 45, 50. Prinsipnya adalah melompat bilangan 5.
3. Sekarang minta anak dengan menunjuk jari kelingking kiri (jari no. 1) sambil berkata 5. Tunjuk jari no. 2 dengan berkata 10. Tunjuk jari no.3 dengan berkata 15 dan seterusnya sampai jari ke 10 dengan berkata 50.
4. Bila sudah hafal dengan jari dan iramanya, coba test anak dengan menunjuk jari no. 6 misalnya, maka dia otomatis akan menjawab 30.
Jurus 3 Jari Ajaib
Untuk perkalian 6, 7 dan 8
1. Gunakan semua jari anda di kaki dan tangan. Jari kaki mewakili 1 sampai 5 kemudian tangan kiri mulai jempol kiri mewakili no. 6 sampai kelingking kiri mewakili 10. Demikian pula kaki kanan dan tangan kanan, mulai jempol kanan mewakili 6 sampai kelingking kanan mewakili 10.
2. Misalnya kita ingin mendapatkan hasil dari perkalian 6×7, maka lipat jempol kiri untuk mewakili 6, dan lipat jempol dan telunjuk kanan untuk mewakili 7.
3. Perhatikan jari yang dilipat. Setiap jari yang dilipat mewakili angka 10. Pada contoh yang kita gunakan ada 3 jari yang dilipat berarti 30.
4. Selanjutnya hitung jari yang tidak dilipat. Jari di kiri ada 4, sedangkan jari di kanan ada 3. Kalikan kedua angka tersebut yaitu 4×3 = 12
5. Terakhir menjumlahkan angka 30 di langkah c dan angka 12 di langkah d, 30 + 12 = 42
6. Lakukan lagi latihan dengan contoh lain misalnya 7×8 atau 6×5 dan seterusnya

Pengertian Matematika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

Matematika (dari bahasa Yunani: μαθηματικά - mathēmatiká) adalah studi besaran, struktur, ruang, dan perubahan. Para matematikawan mencari berbagai pola, merumuskan konjektur baru, dan membangun kebenaran melalui metode deduksi yang kaku dari aksioma-aksioma dan definisi-definisi yang bersesuaian.
Terdapat perselisihan tentang apakah objek-objek matematika seperti bilangan dan titik hadir secara alami, atau hanyalah buatan manusia. Seorang matematikawan Benjamin Peirce menyebut matematika sebagai "ilmu yang menggambarkan simpulan-simpulan yang penting". Di pihak lain, Albert Einstein menyatakan bahwa "sejauh hukum-hukum matematika merujuk kepada kenyataan, mereka tidaklah pasti; dan sejauh mereka pasti, mereka tidak merujuk kepada kenyataan."
Melalui penggunaan penalaran logika dan abstraksi, matematika berkembang dari pencacahan, perhitungan, pengukuran, dan pengkajian sistematis terhadap bangun dan pergerakan benda-benda fisika. Matematika praktis telah menjadi kegiatan manusia sejak adanya rekaman tertulis. Argumentasi kaku pertama muncul di dalam Matematika Yunani, terutama di dalam karya Euklides, Elemen. Matematika selalu berkembang, misalnya di Cina pada tahun 300 SM, di India pada tahun 100 M, dan di Arab pada tahun 800 M, hingga zaman Renaisans, ketika temuan baru matematika berinteraksi dengan penemuan ilmiah baru yang mengarah pada peningkatan yang cepat di dalam laju penemuan matematika yang berlanjut hingga kini.
Kini, matematika digunakan di seluruh dunia sebagai alat penting di berbagai bidang, termasuk ilmu alam, teknik, kedokteran/medis, dan ilmu sosial seperti ekonomi, dan psikologi. Matematika terapan, cabang matematika yang melingkupi penerapan pengetahuan matematika ke bidang-bidang lain, mengilhami dan membuat penggunaan temuan-temuan matematika baru, dan kadang-kadang mengarah pada pengembangan disiplin-disiplin ilmu yang sepenuhnya baru, seperti statistika dan teori permainan. Para matematikawan juga bergulat di dalam matematika murni, atau matematika untuk perkembangan matematika itu sendiri, tanpa adanya penerapan di dalam pikiran, meskipun penerapan praktis yang menjadi latar munculnya matematika murni ternyata seringkali ditemukan terkemudian.